Kejujuran, Berbuah Keselamatan
Faedah Ilmiah yang Berserakan (42)
Oleh
: Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc. _hafizhahullah_
Tidak
ada yang menyelamatkan manusia dari siksa api neraka, melainkan kejujuran
seorang hamba dalam memegang teguh ajaran agamanya.
Hamba
yang ingin selamat, karena kejujurannya, haruslah tampak kejujuran pada hati,
lisan dan anggota badan.
Orang-orang
munafik menjerumuskan dirinya ke dalam Jahannam, akibat ia mendustai Allah,
Rasulullah –Shollallahu alaihi wa sallam- serta orang-orang beriman.
Tampak
pada lahiriahnya keimanan, namun di hatinya tak ada kejujuran untuk beriman.
Ulama
tabi'in, Abu Mijlaz Lahiq bin Humaid As-Sadusiy Al-Bashriy
(wafat 106 H) -rahimahullah- berkata,
قَالَ رَجُلٌ لِقَوْمِهِ: عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ،
فَإِنَّهُ نَجَاةٌ. (الصمت، ص 228)
"Seorang tokoh pernah berkata kepada kaumnya, "Lazimilah
kejujuran. Karena, ia adalah keselamatan". [Atsar Riwayat
Ibnu Abid Dun-ya dalam Kitab Ash-Shomti (hal. 228), dan Makarimul Akhlaq (no. 142)]
Pesan mulia ini amatlah berharga di
zaman ini, zaman yang penuh dengan tipuan dan kedustaan, sampai-sampai anda
akan susah menemui orang yang jujur dan amanah.
Peganglah pesan mulia yang disampaikan
oleh Abu Mijlaz _rahimahullah_,
niscaya akan bahagia dan selamat di dunia dan kampung akhirat.
Sudah menjadi fitrah manusia, mereka mencintai kejujuran dan membenci
kedustaan. Setiap insan yang jujur, selalu disukai, didoakan dan didukung oleh
orang-orang yang masih memiliki fitrah yang sehat dan belum terkontaminasi oleh
virus-virus syubhat dan syahwat.
Tidak heran bila kejujuran seorang hamba kepada Allah dalam keimanannya serta kejujurannya dalam bermuamalah, membuahkan keselamatan di dunia dan akhirat
...........................................
Diedit kembali, 8 Shofar 1440 H = 19 Oktober 2018 M

Komentar
Posting Komentar