Titik Perbedaan antara “Dunia yang Terpuji” dan “Dunia yang Tercela”




Titik Perbedaan antara “Dunia yang Terpuji” dan “Dunia yang Tercela”

……………………………
Faedah Ilmiah yang Berserakan (07)
……………………………

Oleh :
Ust. Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc.
_hafizhahullah_
[ FP : @abu.faizah03 ]

Di antara penganut paham tashowwuf (sufi), ada yang keliru dalam memahami “zuhud” yang dianjurkan dalam agama, sehingga mereka mengira bahwa dunia itu seluruhnya haram dan harus ditinggalkan!

Mereka tidak mengerti bahwa dunia itu ada dua macamnya :

Pertama, dunia yang menjauhkan seorang hamba dari Allah dan menyeret dirinya ke dalam lembah dosa dan maksiat. Itulah dunia yang tercela dan harus kita tinggalkan.

Kedua, dunia yang mendekatkan kita kepada Allah dan mendorong kita dalam memperbanyak amal-amal sholih yang akan menjadi pengumpul pahala yang banyak di negeri akhirat. Inilah dunia yang terpuji. Dunia seperti harus kita usahakan untuk kebaikan akhirat kita.

Perbedaan dua jenis dunia ini wajib kita pahami agar kita tidak keliru dalam memahami arti zuhud yang sebenarnya, dan tidak salah dalam menjauhi dunia. Sebab, dari dua jenis dunia, ada yang harus kita dekati, yaitu dunia yang terpuji tersebut di atas.

Kata Syaikhul Islam, “Zuhud adalah meninggalkan dunia yang tidak memberikan manfaat di akhirat.”

Nah, dunia yang tidak bermanfaat dan tidak melahirkan pahala di akhirat, itulah dunia yang tercela.

Ibnu ‘Aqil Al-Hambaliy  (wafat 510 H) _rahimahullah_ berkata,

"مَا قَطَعَ عَنْ اللَّهِ وَحَمَلَ النَّفْسَ عَلَى مَحَارِمِ اللَّهِ فَهُوَ الدُّنْيَا الْمَذْمُومَةُ وَإِنْ كَانَ إمْلَاقًا وَفَقْرًا وَمَا أَوْصَلَ إلَى طَاعَةِ اللَّهِ فَذَاكَ لَيْسَ بِالدُّنْيَا الْمَذْمُومَةِ وَإِنْ كَانَ إكْثَارًا." اهـ من الآداب الشرعية والمنح المرعية (2/ 244)
“Apa saja yang memutuskan (seorang hamba) dari Allah, dan menyeret jiwa kepada hal-hal yang Allah haramkan, maka itulah “dunia yang tercela”, walaupun hal itu berupa kemiskinan dan kefakiran.
Apa saja yang mengantarkan menuju ketaatan kepada Allah, maka itu bukan “dunia yang terpuji”, walaupun hal itu berupa memperbanyak dunia.”

Sumber :
Al-Adab Asy-Syar’iyyah wa Al-Minah Al-Mar’iyyah (2/244), karya Muhammad Ibnu Muflih Al-Maqdisiy.

Link Artikel :

https://alihsanku.blogspot.co.id/2018/05/titik-perbedaan-antara-dunia-yang-terpuji-dan-dunia-yang-tercela.html 

Komentar