Hakikat
Zuhud di Sisi Para Salaf
Faedah Ilmiah yang Berserakan (03)
Sebagian
orang keliru dalam memahami arti “zuhud”. Mereka mengira zuhud itu adalah
mengharamkan semua kenikmatan dan kesenangan dunia, sehingga mereka pun memandang orang
zuhud tidak boleh memakan sesuatu yang enak atau memakai pakaian yang indah.
Padahal
itu bukanlah zuhud pada hakikatnya. Tapi zuhud adalah seorang hamba selalu
memikirkan nasibnya di negeri akhirat, sehingga mereka pun mempersiapkan bekal berupa amalan-amalan
sholih di saat itu juga, tanpa menunda pengerjaan amalan-amalan itu di hari
esok.
Sebab, tidak ada manusia yang mengerti tentang waktu dan ajalnya di dunia ini.
Sebab, tidak ada manusia yang mengerti tentang waktu dan ajalnya di dunia ini.
Sufyan
bin Sa’id Ats-Tsauriy (wafat 161 H) _rahimahullah_ berkata,
لَيْسَ
الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا بِلُبْسِ الْغَلِيظِ وَالْخَشِنِ، وَأَكْلِ الْجَشِبَ،
إِنَّمَا الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا قَصْرُ الأَمَلِ.
“Bukanlah kezuhudan terhadap dunia, dengan memakai pakaian
kasar, dan lusuh, serta memakan kayu. Namun kezuhudan terhadap dunia adalah
pendeknya angan-angan.”
Sumber
: Syarhus Sunnah (jld. 14/ hlm. 286)
Alih
Bahasa : Ust. Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc.
Link Artikel :
http://alihsanku.blogspot.co.id/2018/05/hakikat-zuhud-di-sisi-para-salaf.html
Link Artikel :
http://alihsanku.blogspot.co.id/2018/05/hakikat-zuhud-di-sisi-para-salaf.html

Komentar
Posting Komentar