Tiga Tanda
Kebaikan Seorang Hamba
Faedah Ilmiah yang Berserakan (41)
oleh : Ustadz Abdul Qodir Abu Fa'izah, Lc. _hafizhohulloh_
Bila anda
ingin mengetahui apakah kebaikan itu ada pada diri anda ataukah belum ada, maka
lihatlah kepada 3 indikasinya
Salah seorang salaf, Muhammad bin Ka'ab Al-Qurozhiy -rahimahullah- pernah bertutur,
إِذَا أَرَادَ اللهُ _تعالى_ بِعَبْدٍ خَيْرًا جَعَلَ فِيْهِ ثَلاَثَ خِلاَلٍ : فِقْهٌ فِي الدِّيْنِ، وَزَهَادَةٌ فِي الدُّنْيَا وَبَصَرًا بِعُيُوْبِهِ
"Jika
Allah -Ta'ala- menginginkan kebaikan kebaikan pada diri seorang hamba, maka
Allah jadikan (letakkan) pada dirinya Tiga perangai : paham tentang agama,
zuhud terhadap dunia dan melihat (memperhatikan) aib-aibnya".
[HR. Abu Nu'aim dalam Hilyah Al-Awliya' (3/213), Ibnul Mubarok dalam Az-Zuhd (no. 282), Al-Baihaqiy dalam Syu'abul Iman (10535), Ibnusy Syajariy dalam Al-Amali Asy-Syajariyyah *(hal. 43), Ibnul Jawziy dalam Shifah Ash-Shofwah (2/132) dan Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wan Nihayah (9/258)]
[HR. Abu Nu'aim dalam Hilyah Al-Awliya' (3/213), Ibnul Mubarok dalam Az-Zuhd (no. 282), Al-Baihaqiy dalam Syu'abul Iman (10535), Ibnusy Syajariy dalam Al-Amali Asy-Syajariyyah *(hal. 43), Ibnul Jawziy dalam Shifah Ash-Shofwah (2/132) dan Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wan Nihayah (9/258)]
Pahamnya
seseorang tentang agama, akan menyelamatkannya dari kebingungan dan penyimpangan.
Dengannya,
seseorang dapat membedakan antara kebaikan dan keburukan.
Dengan
ilmu agama, seseorang dapat mengenal jalan kebenaran dan kebaikan, sehingga ia
bisa menapakinya, serta ia dapat mengetahui jalan-jalan keburukan dan
kesesatan, sehingga ia dapat menjauhinya.
Kezuhudan
terhadap dunia, dengan meninggalkan sebagian urusan dunia, khususnya yang tidak
membuahkan pahala dan keutamaan di negeri akhirat.
Siapa yang
menghiasi dirinya dengan zuhud, maka terlihat padanya kesungguhan dalam
mengejar pahala dan lebih mendahulukan urusan akhiratnya atas urusan dunianya!
Apalah
arti dunia baginya jika urusan dunia membuatnya lalai dari kewajiban dan
tanggung jawab syariat.
Orang
zuhud rela meninggalkan perdagangan dan bisnisnya beserta keuntungannya, saat
ia bertabrakan dengan waktu taklimnya, atau waktu sholatnya!
Kebaikan
semakin bertambah pada diri seorang hamba saat ia menyibukkan dirinya dalam
memeriksa aib dan kekurangan dirinya sendiri, sehingga ia lupa terhadap aib dan
kekurangan kaum beriman yang sholih.
Selain
itu, ia akan sibuk memperbaiki diri dan menutupi kesalahannya dengan kebaikan
dan amal sholih, sebagai bekal menuju negeri akhirat.
Inilah
indikasi baiknya seorang hamba di hadapan Allah _ta'ala_.

Komentar
Posting Komentar