Ilustrasi Keikhlasan Para Salaf
dalam Beramal
Faedah Ilmiah yang Berserakan (40)
Oleh :
Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc.
_hafizhahullah_
Salaf (kaum pendahulu) adalah mereka
yang setia menapaki jalan hidup (sunnah) Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-
dari kalangan tiga generasi terbaik dari umat ini (yakni, para sahabat,
tabi'in dan tabi'ut tabi'in)
Para salaf dikenal dengan keikhlasannya
dalam beramal dan melakukan ketaatan.
Keikhlasan itu laksana baju yang
tidak pernah terlepas dari diri mereka. Kemanapun dan dimanapun mereka berada,
keikhlasan itu selalu mengiringi dan melekat pada jiwa dan raganya.
Pernahkah kalian membayangkan jika salah
seorang diantara mereka takut kepada Allah dan Hari Kiamat beserta huru-hara
disana, lalu ia (salah seorang salaf) menitikkan air matanya, tanpa disadari
oleh orang terdekat dengannya.
Seorang salaf dari kalangan tabi'in,
Al-Imam Muhammad bin Wasi' bin Jabir bin Al-Akhnas bin A'idz bin Khorijah bin Ziyad Al-Azdiy
Al-Bashriy (wafat 123 H) _rahimahullah_ melukiskan kepada kita
kondisi para salaf dalam menjaga keikhlasan amalannya,
لَقَدْ أَدْرَكْتُ رِجَالاً
كَانَ الرَّجُلُ يَكُوْنُ رَأْسُهُ مَعَ رَأْسِ امْرَأَتِهِ عَلَى وِسَادَةٍ وَاحِدَةٍ
قَدْ بَلَّ مَا تَحْتَ خَدِّهِ مِنْ دُمُوْعِهِ لاَ تَشْعُرُ بِهِ امْرَأَتُهُ، وَلَقَدْ
أَدْرَكْتُ رِجَالاً يَقُوْمُ أَحَدُهُمْ فِي الصَّفِّ، فَتَسِيْلُ دُمُوْعُهُ عَلَى
خَدِّهِ وَلاَ يَشْعُرُ بِهِ الَّذِيْ إِلَى جَانِبِهِ
"Sungguh aku telah menjumpai para
tokoh (yakni, para salaf). Salah seorang diantara mereka, kepalanya bersama
kepala istrinya di atas sebuah bantal, sementara itu sesuatu yang ada di bawah
pipinya telah basah karena air matanya. Istrinya tidak menyadari hal itu.
Sungguh aku telah menjumpai para tokoh ini (yakni, para salaf), salah seorang
diantara mereka berdiri dalam shaff, berderailah air matanya pada pipinya, sedang
orang yang ada di sampingnya tidak menyadari hal itu".
[Atsar Riwayat Abu Nu'aim dalam
Hilyah Al-Auliya' (2/347)]
Atsar ini merupakan ilustrasi dan
gambaran tentang keikhlasan para salaf dan hebatnya mereka dalam menjaga
keikhlasannya dalam beramal.
Sebisa mungkin, mereka berusaha
menyembunyikan amal-amal sholih. Lihatnya, seorang diantara mereka amat takut
jika ada yang melihat air matanya berderai, air mata yang bercucuran karena
amat takutnya ia kepada Allah _azza wa jalla_.
Alangkah menyedihkannya kita pada
hari ini, salah seorang diantara kita bahagia jika amal-amal sholih dilihat
orang.
Kita memohon kepada Allah _tabaroka
wa ta’ala_ agar mengampuni kekeliruan kita dan menganugerahkan bagi kita
keikhlasan dalam beramal dan beribadah.

Komentar
Posting Komentar