Keikhlasan Hati
Melahirkan Kecintaan Para Makhluk
kepada Seorang Hamba
Faedah Ilmiah yang Berserakan (38)
Oleh :
Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc.
_hafizhahullah_
[FP : @abu.faizah03]
Tiada amalan yang paling mulia di
sisi Allah -Tabaroka wa Ta'ala-, melainkan keikhlasan.
Dengannya, seorang hamba memusatkan
hatinya kepada Allah -Azza wa Jalla-, sehingga raganya pun dalam beramal dan
beribadah hanya semata-mata untuk Allah, Robbul alamin.
Siapa yang ikhlash dalam ketaatan
dan amal sholihnya, maka ia akan terbimbing untuk meniti jalan-jalan kebaikan
dan tercegah dari kemurkaan Allah -Subhanahu wa Ta'ala-. Bahkan ia akan
mendapatkan kecintaan Allah –Jalla wa 'Ala-.
Jika Allah mencintai seorang hamba,
maka Allah akan gerakkan hati para makhluknya untuk mencintai si hamba
tersebut.
Seorang Ulama tabi'in, Abu Bakr
Muhammad bin Wasi' Al-Azdiy Al-Bashriy (wafat 123 H) -rahimahullah- berkata,
إِذَا أَقْبَلَ الْعَبْدُ بِقَلْبِهِ إِلَى
اللهِ، أَقْبَلَ اللهُ بِقُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ إِلَيْهِ
"Bila Seorang hamba menghadapkan
(memokuskan) hatinya kepada Allah, maka Allah akan hadapkan hati orang-orang
beriman kepadanya". [Atsar
Riwayat Abu Nu'aim dalam Hilyah Al-Auliya' (2/345)]
Begitulah
kiranya jika seorang hamba fokus dalam ibadah dan amalannya kepada Allah ‘Pemilik
alam semesta’, maka Dia akan hadapkan dan gerakkan hati orang-orang beriman,
bahkan manusia seluruhnya untuk mencintai hamba ini.
Sebaliknya,
bila hati seorang hamba berpaling dan menjauh dari Allah _azza wa jalla_,
maka Allah akan jauhkan hati manusia dan makhluk darinya sesuai kadar jauhnya
ia dari Allah.

Komentar
Posting Komentar