Muhasabah
Jiwa saat Mengarungi Lautan Kehidupan
Faedah Ilmiah yang Berserakan (34)
Oleh :
Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc.
_hafizhahullah_
[FP : @abu.faizah03]
Muhasabah (melakukan perhitungan) terhadap jiwa adalah perkara
penting.
Kehidupan
ini laksana lautan yang banyak rintangan dan ombaknya di dalamnya.
Terkadang
perahu kehidupan berjalan mulus dan terkadang pula diterpa gelombang dan tiupan
angin.
Seorang
hamba ibarat nakhoda yang harus selalu memperhatikan perahunya.
Bila
ia mendapati perahu tetap baik, maka ia berusaha merawatnya dan memeliharanya
dari hal yang mengganggu atau merusaknya.
Namun
ia mendapati pada perahunya suatu kerusakan, maka ia segera memperbaikinya
dengan sesempurna mungkin.
Setiap
hari, ia harus memeriksa perahunya, adakah sesuatu yang rusak dan bocor ?
Demikianlah
seorang hamba di dunia harus selalu memeriksa amal dan perbuatannya di dunia,
adakah maksiat dan dosa merusak amalannya? Lalu seberapa besarkah dosa dan
maksiatnya jika memang ada dan sudah terjadi?
Al-Muwaffaq Abu Muhammad Abdul
Lathif bin Yusuf Al-Maushiliy (wafat 628 H) -rahimahullah-
berkata,
يَنْبَغِيْ
أَنْ تُحَاسِبَ نَفْسَكَ كُلَّ لَيْلَةٍ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى مَنَامِكَ،
وَتَنْظُرَ
مَا اكْتَسَبْتَ فِيْ يَوْمِكَ مِنْ حَسَنَةٍ، فَتَشْكُرَ اللهَ عَلَيْهَا،
وَمَا
اكْتَسَبْتَ مِنْ سَيِّئَةٍ، فَتَسْتَغْفِرَ اللهَ مِنْهَا، وَتَقْلَعُ عَنْهَا.
وَتُرَتِّبَ
فِيْ نَفْسِكَ مَا تَعْمَلُهُ فِيْ غَدِكَ مِنَ الْحَسَنَاتِ، وَتَسْأَلَ اللهَ
الإِعَانَةَ عَلَى ذَلِكَ
"Sepantasnya
engkau muhasabah (hisab) dirimu setiap malam, bila engkau berangkat ke
pembaringanmu.
Engkau
perhatikan sesuatu yang telah engkau usahakan dalam harimu berupa kebaikan,
lalu engkaupun bersyukur kepada Allah atasnya.
(Engkau
perhatikan) sesuatu yang telah engkau usahakan berupa keburukan,
lalu engkau pun memohon ampunan kepada Allah atasnya, engkau tinggalkan
keburukan itu.
Engkau
rencanakan bagi dirimu sesuatu yang engkau akan kerjakan di hari esokmu berupa
kebaikan-kebaikan, serta mohonlah pertolongan kepada Allah atas hal itu". [Lihat Tarikh Al-Islam wa Wafayat Masyahir Al-A'lam
(45/355) oleh Al-Imam Adz-Dzahabiy]
Seorang
hamba yang berakal seyogianya selalu takut dan mawas diri tentang keadaan
dirinya.
Jangan
sampai engkau tertipu dengan amal sholihmu ataukah angan-anganmu. Lalu ternyata
kesalahan dan dosa-dosamu menggunung dan mengalahkan timbangan kebaikanmu.
Takutlah
engkau dengan ketertipuan seperti ini dan teteskanlah air matamu sebelum engkau
menyesal dan menundukkan pandangan kehinaan di hadapan Allah -tabaroka wa ta'ala-.
Berusahalah
untuk senantiasa bersyukur kepada Allah _ta’ala_ atas taufiq dan
pertolongan Allah sehingga engkau bisa mengisi hari-harimu dengan amal-amal
sholih.
Jangan
lupa dan biarkan dirimu menghadapi kebinasaan akibat dosa-dosa yang engkau
lakukan.
Tapi
hapuslah dosa-dosa itu dengan air mata penyesalan, agar engkau mendapati
catatan-catatan bersih dari noda-noda dosa dan maksiat yang pernah engkau
lakukan saat hidupmu di dunia yang fana ini.

Jazaakallaahu khairan
BalasHapus