Mengukur Diri dengan Perjalanan Hidup Para Salaf
Faedah Ilmiah yang Berserakan (36)
Oleh :
Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc.
_hafizhahullah_
[FP : @abu.faizah03]
Banyaknya amalan yang kita lakukan, jangan membuat kita tertipu dan puas. Apa yang kita lakukan berupa amalan dan ibadah, jika mau dibandingkan dengan siroh (jalan hidup dan sejarah) para salaf, maka kita akan minder dan malu atas kekurangan dan sikap teledornya kita selama ini.
Kita akan sadar bahwa apa yang kita lakukan amatlah sedikit dibandingkan amalan mereka yang terbangun di atas keikhlasan dan kesabaran.
Abu Hamid Ahmad bin Hamdun An-Naisaburiy Al-A'masyiy (wafat 271 H) _rahimahullah_ berkata,
مَنْ نَظَرَ فِيْ سِيَرِ السَّلَفِ، عَرَفَ تَقْصِيْرَهُ وَتَخَلُّفَهُ عَنْ دَرَجَاتِ الرِّجَالِ
"Siapa pun yang memperhatikan siroh para salaf, (barulah) ia mengenal keteledorannya dan ketertinggalannya dari tingkatan-tingkatan para tokoh tersebut". [Lihat Shifah Ash-Shofwah (4/122) oleh Ibnul Jauziy, cet. Dar Al-Ma'rifah]
Para salaf adalah para tokoh dan kaum yang memang terpilih untuk menjadi pionir dan teladan dalam segala kebaikan.
Terlihat dalam kehidupan mereka berupa kehebatan dan keluarbiasaan dalam sholat jama'ah, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, menyambung tali silaturahim, akhlak, fiqih, amar ma'ruf-nahi munkar, dan lainnya.
Jika anda melihat bahwa diri telah hebat dan banyak mengumpulkan kebaikan, maka yakin bahwa apa yang anda lakukan, hanyalah secuil dari apa yang dilakukan oleh para salaf.
Tidak heran bila para salaf dari kalangan para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in terpilih menjadi “Generasi Emas” dari umat ini.
Merekalah yang terbaik dari 3 sisi : ilmu, iman, dan amal sholih.

Komentar
Posting Komentar