Hadits Palsu tentang Huru-hara pada Pertengahan Romadhon
Oleh :
Ust. Abdul Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc.
_hafizhahullah_
Beberapa hari yang lalu, seorang kawan dari Jayapura
bertanya tentang sebuah hadits palsu yang beredar di beberapa media sosial,
dengan peredaran yang luar biasa cepatnya.
Awalnya, kami tidak mau menanggapi hadits itu dalam
bentuk tulisan. Tapi selang beberapa hari datang lagi pertanyaan kepada kami
dari seorang keponakan dari Luwu, juga bertanya tentang hadits itu.
Hadits palsu itu bercerita tentang huru-hara yang akan
terjadi di pertengahan dari Bulan Romadhon.
Adapun lafazh dan sanad-nya, maka berikut ini :
Nu’aim bin Hammad berkata,
حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ، عَنِ ابْنِ لَهِيعَةَ، قَالَ:
حَدَّثَنِي عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ حُسَيْنٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ ثَابِتٍ
الْبُنَانِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الْحَارِثِ الْهَمْدَانِيِّ، عَنِ ابْنِ
مَسْعُودٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ،
عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
«إِذَا كَانَتْ صَيْحَةٌ فِي رَمَضَانَ فَإِنَّهُ يَكُونُ
مَعْمَعَةٌ فِي شَوَّالٍ، وَتَمْيِيزُ الْقَبَائِلِ فِي ذِيِ الْقَعْدَةِ،
وَتُسْفَكُ الدِّمَاءُ فِي ذِيِ الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ، وَمَا الْمُحَرَّمُ» ،
يَقُولُهَا ثَلَاثًا،
«هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ، يُقْتَلُ النَّاسُ فِيهَا هَرْجًا
هَرْجًا»
قَالَ: قُلْنَا: وَمَا الصَّيْحَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟
قَالَ: " هَدَّةٌ فِي النِّصْفِ مِنْ رَمَضَانَ
لَيْلَةَ جُمُعَةٍ، فَتَكُونُ هَدَّةٌ تُوقِظُ النَّائِمَ، وَتُقْعِدُ الْقَائِمَ،
وَتُخْرِجُ الْعَوَاتِقَ مِنْ خُدُورِهِنَّ، فِي لَيْلَةِ جُمُعَةٍ، فِي سَنَةٍ
كَثِيرَةِ الزَّلَازِلِ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْفَجْرَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
فَادْخُلُوا بُيُوتَكُمْ، وَاغْلِقُوا أَبْوَابَكُمْ، وَسُدُّوا كُوَاكُمْ،
وَدِثِّرُوا أَنْفُسَكُمْ، وَسُدُّوا آذَانَكُمْ، فَإِذَا حَسَسْتُمْ
بِالصَّيْحَةِ فَخِرُّوا لِلَّهِ سُجَّدًا، وَقُولُوا:
)سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ،
سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، رَبُّنَا الْقُدُّوسُ(،
فَإِنَّ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ نَجَا، وَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ
ذَلِكَ هَلَكَ ".
“Telah menceritakan kepada kami Abu Umar,
dari Ibnu Lahi’ah, ia berkata,
“Telah menceritakan kepadaku Abdul Wahhab bin Husain,
dari Muhammad bin Tsabit Al-Bunani, dari ayahnya, dari Al-Harits Al-Hamdani,
dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
“Bila telah muncul suara teriakan ketika Romadhon, maka akan
terjadi huru-hara pada waktu Syawwal, kabilah-kabilah berpecah belah di bulan
Dzulqadah, dan terjadi pertumpahan darah di bulan Dzulhijjah dan Muharram”.
Kami bertanya, “Suara teriakan apakah itu, wahai Rasulullah?”
Beliau ﷺ menjawab,
“Suara keras di pertengahan Romadhon, pada malam Jumat,
akan muncul suara keras yang membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang
berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari pingitannya, pada malam Jumat di
tahun terjadinya banyak gempa.
Jika kalian telah melaksanakan shalat Subuh pada hari
Jumat, masuklah kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya,
sumbatlah lubang-lubangnya, dan selimutilah diri kalian, sumbatlah telinga
kalian.
Jika kalian merasakan adanya suara menggelegar, maka
bersujudlah kalian kepada Allah dan ucapkanlah,
)سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ،
سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، رَبُّنَا الْقُدُّوسُ(
“Maha Suci Allah Al-Quddus, Maha Suci Allah
Al-Quddus, Rabb kami Al-Quddus.”
Karena, barang siapa melakukan hal itu, niscaya ia akan
selamat. Tetapi barang siapa yang tidak melakukan hal itu, niscaya akan
binasa”.
[Hadis ini diriwayatkan oleh Nu’aim bin Hammad di dalam
kitab Al-Fitan )no. 638),
dan Abu Sa’id Asy-Syasyiy dalam Musnad-nya (no. 837) melalui
jalur Nu’aim bin Hammad]
Derajat Hadis
Hadis ini derajatnya maudhu’ (palsu) atas nama Rasulullah
_shallallahu alaihi wa sallam_.
Ibnu Jauziy _rahimahullah_ berkata,
"هَذَا
حَدِيث مَوْضُوع عَلَى رَسُول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ." اهـ
من الموضوعات لابن الجوزي (3/ 191)
“Hadits ini adalah hadits yang dipalsukan
atas Rasulullah _shallallahu alaihi wa sallam_”. [Lihat
Al-Maudhu’at (3/191)]
Al-Imam Al-‘Uqoiliy _rahimahullah_ berkata,
"لَيْسَ لِهَذَا الْحَدِيثِ أَصْلٌ مِنْ
حَدِيثِ ثِقَةٍ، وَلَا مِنْ وَجْهٍ يَثْبُتُ." اهـ من الضعفاء الكبير للعقيلي
(3/ 52)
“Hadits ini tidak memiliki asal dari hadits
rawi yang tsiqoh (terpercaya), dan tidak pula dari sisi yang tsabit (nyata).” [Lihat
Adh-Dhu’afa’ Al-Kabir (3/52)]
Ahli Hadits Negeri Syam, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy
_rahimahullah_ berkata saat menilai derajat hadits ini,
"موضوع.
أخرجه نعيم بن حماد في كتابه "الفتن" (1/228/738)
قلت: وهذا متن موضوع، وإسناده واهٍ مسلسل بالعلل." اهـ
من سلسلة الأحاديث الضعيفة والموضوعة وأثرها السيئ في الأمة (13/ 1059)
“Hadis ini maudhu’ (palsu). Dikeluarkan oleh
Nu’aim bin Hammad dalam kitabnya “Al-Fitan” (1/228/738).
Aku katakan, “Ini adalah redaksi yang palsu.
Sanadnya lemah lagi berentetan dengan berbagai macam ‘illah (penyakit).” [Lihat
Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho’ifah (13/1059)][1]
Kesimpulannya,
hadits ini adalah hadits palsu, sedang hadits palsu tidak boleh disandarkan
kepada Rasulullah _shallallahu alaihi wa sallam_, tidak boleh diamalkan, atau diyakini
sebagai aqidah, serta tidak boleh dijadikan dalil atau hujjah dalam agama!
[1] Hadits ini juga datang dalam beberapa
jalur periwayatan. Namun semuanya palsu [Lihat Silsilah Al-Ahadis Adh-Dho’ifah
wa Al-Maudhu’ah no.6178, 6179)]

Komentar
Posting Komentar